Tips Memilih Kursus Untuk Mendukung Potensi dan Minat Anak

Beberapa anak sudah meperlihatkan minat dan bakatnya sedari dini, tak heran sebagian orang tua merasa perlu untuk memberikan fasilitas terbaik untuk mendukungnya. Salah satunya adalah dengan memilih kursus yang sesuai dengan minat dan bakat si kecil. 

Namun, tidak semua orang tua sependapat akan pentingnya memberikan les tambahan untuk anak karena khawatir anak kelelahan karena jadwalnya terlalu padat. Semua kembali ke pertimbangan masing-masing ya. Saya sendiri termasuk yang setuju memberikan kursus tambahan karena pertimbangan sudah melihat minat dan bakat anak sedari dini.

Moms or dad termasuk yang setuju atau gak setuju tentang kursus tambahan untuk anak?
Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Memilih Kursus Untuk Anak

Selain melihat minat dan bakat anak, ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan sebagai orang tua dalam memilih kursus/bimbel yang tepat untuk anak, diantaranya:

1. Sesuaikan dengan jadwal anak

Pilihlah hari kursus dimana anak tidak memiliki kegiatan lain, misal ekstra kurikuler di sekolah atau kegiatan mengaji. Ajak anak untuk berdiskusi dan memutuskan jadwalnya sendiri untuk melatihnya bertanggung jawab terhadap pilihannya.

2. Sesuaikan dengan karakter anak

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda sehingga kita perlu bijak memilih kursus yang tepat. Anak yang aktif dan memiliki rasa percaya berlebih bisa diarahkan untuk mengikuti kursus futsal atau sepak bola agar terbiasa bekerja sama dalam tim. Anak yang penakut bisa diikutkan kegiatan bela diri seperti karate, taekwondo atau pencak silat. 

Anak yang cerewet bisa diarahkan untuk mengikuti kelas drama/akting dan menyanyi agar tersalurkan kebutuhan ekspresi verbalnya. Untuk si pemalu, kita bisa mengarahkannya untuk mengikuti kursus musik atau robotik. 

Kursus robotik untuk anak yang hobi ngoprek
3. Sesuaikan dengan hobi dan kesukaannya

Beberapa anak sudah terlihat memiliki bakat melalui kesukaannya. Sebagai contoh anak saya sedari kecil senang merakit lego, lalu beralih ke gundam hingga tamiya. Oleh karena itu, saya berencana untuk mengarahkannya ke kursus robotik. 

Beda halnya dengan keponakan saya yang terlihat memiliki bakat menari yang memang 'diturunkan' dari bapaknya. Sekarang, ia terlihat sangat cepat menghafal berbagai dance challenge yang berseliweran di media sosial.

4. Lokasi dan biaya kursus

Nah, ini pastinya jadi salah satu pertimbangan yang krusial bagi para orang tua. Umumnya, kita akan memilih tempat kursus yang lokasinya dekat dari rumah dan biaya kursusnya masih terjangkau sesuai dengan budget masing-masing.

5. Kualifikasi dan profesionalitas lembaga kursus

Salah satu pertimbangan saya dalam memilih lembaga kursus/bimbel untuk anak adalah kualitasnya dalam artian pengajarnya memiliki kualifikasi profesional. Akan menjadi nilai lebih jika lembaga tersebut juga memiliki link untuk kompetisi atau beasiswa untuk anak yang berbakat. 

Oh ya moms dan dads, kita juga harus tanggap ya jika terjadi perubahan perilaku pada anak saat mengikuti kursus. Bisa jadi, anak kelelahan atau merasa terpaksa dan tidak menyukai kursus tersebut. Yuk, kita cermati beberapa gejalanya:

  1. Terlihat sering mengantuk dan tampak lesu tidak bersemangat.
  2. Selalu membuat-buat alasan jika ada jadwal kursus.
  3. Nafsu makan meningkat tajam atau menurun drastis.
  4. Nilai pelajaran di sekolah menurun.
  5. Cenderung lebih temperamen dibanding biasanya.

Pertimbangkan karakter anak saat memilih jenis kursus

Apapun pilihan kursusnya, tetap libatkan anak ya dalam memilih kursus dan menentukan jadwalnya. Oh ya, bagi orang tua yang ingin tahu seluk beluk mengenai dunia pendidikan anak, kita bisa loh melirik ke laman blog homeschooling milik rekan blogger saya yang banyak membahas mengenai topik human education centre

19 komentar

  1. Memilih kursus untuk anak memang ga boleh sembarangan ya, perlu adanya kriteria yang harus dipenuhi, baik internal maupun eksternal. Kriteria internal sesuai dengan ketertarikan anak, kriteria eksternal pastinya lebih banyak lagi

    BalasHapus
  2. menyesuaikan dengan karakter ini nih yang jadi poin utama. cuma, kadang agak susah membaca karakter anak apalagi kalo anaknya kurang bisa menyampaikan apa yang dimau

    BalasHapus
  3. meskipun sekarang banyak kursus online, anak-anak bebas pilih deh kalau mau yang offline biar bisa interaksi dengan temannya, harga dan lokasi jadi pertimbangan sih, tapi disesuaikan dengan anak, suka dengan kursus yang diikuti atau nggak

    BalasHapus
  4. Setuju banget sama hal-hal yang harus disiapkan di atas, terutama soal budget. Kita harus benar-benar menghitungnya dengan baik, agar semuanya berjalan lancar

    BalasHapus
  5. Saya pasti pilih kursus yang lokasinya dekat dari rumah 🏠. Selain itu juga faktor biaya perlu dipertimbangkan. Tempat kursus yang tepat, bisa bikin anak betah untuk belajar

    BalasHapus
  6. Setuju. Memilih kursus juga harus dengan pertimbangan anak suka atau tidak. Jangan sampai anak justru merasa terbebani

    BalasHapus
  7. Betul, gak bs maksa. Kita kudu lihat anak condongnya suka ke apa, baru di-les-kan sesuai kebutuhan dan kesukaannya. Anak saya yg ceriwis jg gak bs kalau les seni melukis, katanya bosan karena diam gak boleh ngobrol. Wkwkw

    BalasHapus
  8. Yang juga perlu diingat dalam memberikan les dan kursus untuk anak adalah bukan hanya karena ego orang tua atas nama memberikan yang terbaik, tetapi memang betul, anak-anak harus dilibatkan untuk memilih kursus sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing

    BalasHapus
  9. Aku juga selalu menanyakan dulu kalo mau nawarin anak-anak les. Apalah suka, minat? Atau trial dulu sehari mau lanjut ngga? So far anak2 pernah ikutan renang, robotic, gym, bahasa inggris, dan aku juga masih menggali minat bakat mereka.

    BalasHapus
  10. Hehe....kadang kebanyakan pilihan kursus malah bikin bingung ya. Yang paling bagus memang yang sesuai minat anak dan matching sama isi rekening ortu.

    BalasHapus
  11. sekarang banyak sekali tempat kursus online yang bisa dipilih, tetapi keponakan saya lebih suka kursusnya offline saja katanya biar ga bosen dan biar banyak teman, meskipun biayanya lebih mahal dan memang ini jadinya harus lebih well prepare lagi untuk soal budget

    BalasHapus
  12. Memilih kursus gak bisa tanpa melibatkan si anak ya.
    Karena nantinya dia juga yang akan belajar.
    Jadi harus bersama si anak juga sambil melihat bakatnya juga

    BalasHapus
  13. Emang sih kita ga bs maksain anak harus kursus apa. Yg penting anak suka dan ada kemauan untuk belajar itu, kita harus mendukungnya. Siapa tahu hobi/minat anak jd bekal kesuksesannya nanti.

    BalasHapus
  14. Menarik nih, tugas orang tua untuk observasi agar nantinya anak bisa mengembangkan minat dan bakatnya lewat les atau kursus ya

    BalasHapus
  15. ini memang penting yaa kak. kudu survei dulu cari pengajar yang tepat, trus juga biayanya kudu tau di awal.. jadi bisa membandingkan dengan kursus sejenis

    BalasHapus
  16. Terkadang anak memang harus ikut kursus untuk mengembangkan minat dan bakatnya ya mbak, agar potensinya meningkat

    BalasHapus
  17. Setuju nih sama semua tips yang ada di artikel ini, terutama soal profesionalitas penting banget buat anak untuk bisa fokus sesuai bidangnya.

    BalasHapus
  18. Anakku dulu kursus menggambar.
    Seneng banget karena cocok sama gurunya dan semi-private. Mereka juga terbilang bisa naik sepeda berangkat sendiri.
    Tapi sejak pindah rumah jadi berhenti.

    Memang banyak banget pertimbangan memberikan kursus di luar jam sekolah ini.

    BalasHapus
  19. Saya juga ingin banget leskan anak gitu tapi waktunya kok susah ya.. kasihan juga anak kalau terlalu diporsir.. padahal pengen..

    BalasHapus